Panggang,(suaragunungkidul.net) — Secara resmi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Gesing, Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang telah diresmikan penggunaanya oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X, Selasa, 22/10/2024. Dengan resminya Pelabuhan Gesing beroperasi, Pemda DIY menargetkan pendapatan perikanan Rp 88 miliar per tahun melalui pelabuhan ini.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY, Bayu Mukti Sasongko, mengatakan hal itu kepada wartawan di lokasi peresmian PPP Gesing, Selasa, 22/10/2024. Menurut Bayu, PPP Gesing mampu menampung 50 perahu motor tempel dan 40 kapal sekoci. PPP Gesing juga diproyeksikan menghasilkan produksi perikanan tangkap sebesar 5. 920 ton per tahun, senilai kurang lebih Rp 88 miliar.
Sebagai sarana pendukung, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan msmbangun pabrik es portable di Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang pada akhir tahun 2024. Dan pabrik es tersebut nantinya akan dihibahkan ke Koperasi Panjolo Karto Murti Gesing. Tidak sampai disitu, Kementerian KKP juga akan membangun Cold Storage yang direnakan pembangunanya mulai tahun 2025.
Pembangun PPP Gesing yang menghabiskan anggaran Rp 152,5 miliar dari Dana Keistimewaan memiliki banyak keunggulan ilmiah. Misalnya keberadaan dua bukit yang berfungsi sebagai penahan gelombang alami. Sedangkan keberadaan teluk yang menghadap tenggara membuat gelombang tidak langsung menerjang pantai.
Meski telah diresmikan, Bayu mengakui pembangunan PPP Gesing masih belum selesai. Tepian pelabuhan masih perlu dibuat lebih halus agar benturan perahu/kapal tidak menyebabkan keeusakan pada bagian lambung kapal.
“Ketika gelombang besar, masih terasa. Entah nanti perlu peredam atau bagaimana, nanti pedlu kajian terlebih dahulu. Yang jelas tidak ada pembangunan pelabuhan sekali satu, waktu. Kami sesuikan kondisi alam,” terang Bayu.
PPP Gesing saat ini, digunakan untuk kapal dengan kapasitas 30 GT ke bawah. Bayu membandingkan PPP Gesing dengan Pelabuhan Perikanan Sadeng, yang mana menurut Bayu, butuh waktu 25 tahun agar dapat digunakan untuk kapal berkapasitas 50 GT.
Bayu Mukti Sasongko, menambahkan PPP Gesing diproyeksikan menjadi Tourism Fishing Port. Dimana PPP Gesing akan jadi pusat kuliner pedikanan yang dapat menjadi pilihan wisatawan apabila berkunjung ke Gunungkidul.
Biarpun PPP Gesing telah diresmikan, namun salah satu nelayan Pantai Gesing, Slamet, nelayan Gesing belum dapat menyetujui apabila pengelolaan PPP Gesing diserahkan ke kelompok nelayan. Pasalnya, menurut Slamet, PPP Gesing belum memenuhi standar sebagai sebuah pelabuhan.
Hal tersebut dirasakan Slamet dan nelayan lain ketika posisi air laut pasang dan ombak besar. Para nelayan bahkan sempat menjaga kapal selama dua hari dua malam hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar kapal tidak hanyut.
“Kapal bisa terbentur benteng (tanggul pelabuhan), tali jangkar bisa putus, dan patok untuk memancang kapal juga tidak kuat. Makanya semua nelayan berjaga kemarin,” kata Slamet.
Selain hal diatas, Slamet mengaku nelayan kesulitan memecah ombak di pintu masuk pelabuhan lantaran ombak yang besar dan hantamanya yang kuat. Apalagi material sisa peledakan karang ketika pembangunan dulu masih menumpuk di pintu pelabuhan akibat terbawa gelombang.
Diapun membandingkan dengan situasi sebelum pembangunan, Dimana nelayan tinggal membawa perahu ke tepian tanpa kwatir kapal hanyut.
“Kalau keluar masuk pas gelombang tinggi, kami tidak berani. Pemecah ombaknya tidak ada, ombak masuk pas di pintunya, nelayan pada takut,” pungkas Slamet.