Wonosari,(suaragunungkidul.net) — Beredarnya vidio seorang lulusan SMK Negeri 3 Wonosari, mengaku apabila ijazahnya di tahan oleh sekolah karena belum membayar sejumlah uang viral. Vidio yang diunggah oleh akun instragram @radargunungkidul pada Minggu (30/06/2024) banyak mendapat perhatian warganet.
Dalam vidio tersebut terdengar seorang laki – laki sedang bercakap – cakap dengan mantan siswanya. Lelaki tersebut menanyakan nama mantan siswa tersebut. Mantan siswa laki – laki mengaku bernama Orri Setiawan. Begini penjelasan Kepala SMKN 3 Wonosari.
“Dengan mas siapa ?, “Orri Setiawan,” demikian perbincangan kedua orang dalam vidio pada postingan @radargunungkidul, 01/06/2024.
Mantan siswa yang mengaku sebagai Alumnus SMK N 3 Wonosari lulus pada tahun 2023. Dan dia mengaku belum mrngambil Ijazahnya.
“Saat ini belum bisa ambil ijazah ? ‘ya,” lanjut percakapan tersebut.
Orri mengatakan ijazahnya tidak dapat diambil, karena belum memiliki uang untuk biaya pengambilan ijazah. Dia menyebutkan nominal yang belum terbayarkan lebih dari Rp 4 juta. Orri juga menyebutkan teman – temannya sudah mrngambil ijazah.
Dalam vidio terdapat pula tulisan, “Tidak punya uang tebusan, ijazah eks siswa sekolah negeri di Gunungkidul ini ditahan sekolah,”.
Akun tersebut menuliskan, menurut, Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan (Sarang Lidi) Jogjakarta, kasus penahan ijazah siswa banyak terjadi di Gunungkidul.
“Gunungkidul terbanyak kasus penahanan ijazah siswa. Total ada ratusan ijazah ditahan pihak sekolah dalam rentang tahun 2022 – 2024, terdiri dari jenjang SMP-SMA sederat,” tulis akun tersebut.
Viralnya vidio penahanan ijazah oleh pihak SMK N 3 Wonosari, Kepala SMKN 3 Wonosari, Dwi Retno Wahyuningsih saat dimintai klarifikasi wartawan mengatakan, pihaknya tidak pernah menahan ijazah siswa. Retno mengaku saat lulus, ijazah Orri tersimpan di sekolah.
“Ijazah tersimpan di sekolah, karena saat Orri lulus kondisinya pandemi (Covid-19),” kata Retno kepada wartawan, Senin,01/06/2024.
Retno menambahkan, pihaknya telah bersurat kepada orang tua untuk mengambil ijazah. Namun begitu, Retno juga mengaku ada sejumlah siswa yang belum sempat mengambil ijazah.
“Ada juga seperti mas Orri belum sempat mengambil (ijazah),” tambahnya.
Terkait jumlah tagihan, seperti yang disebutkan dalam vidio mencapai Rp 4 juta, Retno telah bertanya kepada wali siswa. Wali murid juga tidak mengetahui adanya tagihan tersebut.
“Kita tidak tahu jumlahnya, (tagihan berapa),” lanjut Retno.
Pihak sekolah sambung Retno tidak pernah menagih sumbangan sukarela di awal masuk, Walaupun demikian, pihaknya tidak pernah menagihnya.
“Kami tidak pernah nagih, sekalipun anak sampai lulus tidak merealidasikan sumbanganya,” ujarnya.
Retno pun, menepis kabar adanya wajib bayar sumbangan sukarela untuk pengambilan ijazah di SMKN 3 Wonosari.
“Jadi berita kalau SMKN 3 Wonosari menahan ijazah dengan mengharuskan anak membayar sekian itu tidak benar,” tegasnya.
Ijazah Orri, ujar Retno sudah diberikan tanpa tagihan bayaran apapun.
“Ijazah sudah ada ditangan siswa yang bersangkutan tanpa rupiah,” sebutnya.
Sementara pengakuan orang tua siswa (Orri Setiawan), Sukiran (56) ijazah anaknya sudah ia terima pagi tadi (red,01/07/2024). Sukiran mengaku pihak sekolah yang mengantarkanya.
“Sudah diantar tadi sama ibu Kepala Sekolah sama guru lain, tiga orang,” jelas Sukiran saat ditemui di rumahnya, di Kalaurahan Karangrejek, Wonosari.
Sukiran pun menepis kabar adanya biaya untuk menebus ijazah anaknya. Sukiran mengaku tidak pernah ditagih pembayaran oleg pihak sekolah.
Tidak diambilnya ijazah itu, bertepatan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat pendemi covid-19 pada 2023. Sukiran sudah mendapat pemberitahuan pihak sekolah perihal jadwal pengambilan ijazah.
“Tagihan itu infirmasinya salah, anak saya mengira – ira, dulunya itu anak saya posisinya lulus saat corona,” kata Sukiran.
Dia pun lupa, jadwal pengambilan ijazah anaknya, dan juga masih belum diperlukan, karena anaknya sudah bekerja. Sebab itu ia tidak mengambil ijazah anaknya hingga diantar oleh pihak sekolah pagi tadi.
“Anak saya hari apa lupa, mau ngambil lagi tapi tidak jadi diambil,” pungkasnya.