Wonosari,(suaragunungkidul.net) — Sejumlah jabatan strategis di Kabupaten Gunungkidul dipimpin seorang perempuan. Mulai Bupati hingga Kepala Dinas, kini diisi perempuan, ini bukti bahwa perempuan Gunungkidul memliki kapasitas dalam berbagai bidang.
Sedikitnya ada 7 hingga 10 jabatan strategis di Kabupaten Gunungkidul yang dipimpin perempuan. Diantaranya yaitu, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, Kapolres Gunungkidul AKPB Ary Murtini, Ketua Pengadilan Negeri Wonosari Annisa Novianti, Ketua DPRD Gunungkidul Endang Sri Sumiyartini.
Jabatan strategis lain di Gunungkidul yang dipimpin perempuan juga adalah, Direktur RSUD Wonosari Diyah Prasetyorini, Durektur RSUD Saptosari Damayanti, Kepala Dinas Pendidikan Nunuk Setiyowati, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Wibawanti Wulandari, dan ada pula panewu juga lurah yang seorang perempuan.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, dalam sambutanya di upacara Peringatan Hari Kartini, 21 April 2025 menyampaikan bahwa peran pemerempuan semakin terbuka lebar dalam pembangunan daerah.
Bupati juga, mengingatkan pentingnya semangat RA Kartini, Bupati mengambil pesan dari mantan Bupati Gunungkidul, Badingah, bahwa perempuan tidak boleh takut bermimpi dan harus aktif mengisi kemerdekaan.
“Seperti pesan Ibu Badingah juga, perempuan tidak boleh takut bermimpi bagaimana kita bisa mengisi kemerdekaan seperti spiritnya RA Kartini,” kata Endah. Senin, 21/04/2025.
Endah menambahkan, Ras paling kuat ini harus kita berdayakan. Jangan disebut ada ketempingan, tidak hanya sejajar dengan laki – laki ternyata perempuan juga bisa melebihi laki – laki untuk profesi.
Endah juga menegaskan, bahwa perempuan di Gunungkidul memiliki potensi besar, dan banyak diantara mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Sesuai keahlian dan tingkat pendidikan masing – masing.
“Mereka (perempuan) tidak takut menentang kerasnya dunia, terbukti saat ini Forkompinda didominasi perempuan,” lanjutnya.
Meskipun demikian, Endah juga mengakui masih ada tantangan yang dihadapi perempuan Gunungkidul. Terutama rendahnya minat perempuan untuk belajar politik, dan kerap membuat mereka minder, merasa tidak mampu bersaing dengan kaum laki – laki.