Semanu ( SUARA-NEWS.NET ) — Banyak tradisi dan budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat Gunungkidul hingga kini, budaya dan tradisi tersebut oleh masyarakat diberi nama atau istilah berbeda – beda namun tujuan utama mereka adalah bentuk rasa syukur atau permohonan bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seperti tradisi Asung Dhahar yang digelar warga Padukuhan Serpeng, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, saat musim tanam tiba atau wiwitan, mereka menggelar acara di Petilasan Brawijaya Gedong dengan masing – masing membawa nasi uduk, ingkung, nasi liwet dan berbegai hasil bumi lalu didoakan oleh ketua adat setempat lalu bawaan masing – masing warga dimakan bersama di tempat.
Menurut Purwanto juru kunci petilasan setempat tujuan mereka selain melestarikan budaya dan tradisi yang sudah turun temurun mereka lakukan, Ashung Dhahar ini meminta kepada Tuhan agar musim tanam tahun ini menghasilkan hasil yang melimpah dan membawa berkah bagi masyarakat Padukuhan Serpeng, tidak terserang hama dan apa yang mereka tanam nantinya memuaskan.
Mengapa Ashung Dhahar harus diadakan di Petilasan Brawijaya Gedong karena menurut Purwanto, agar anak cucu dari mereka tetap ingat sejarah bagaimana berdirinya Padukuhan Serpeng dan sekitarnya, karena apabila tradisi ini hilang mereka kwatir sejarah juga akan hilang dan terlupakan lambat laun, sehingga tradisi dan budaya ini akan terus diadakan agar sejarah Padukuhan Serpeng tetap eksis dan terjaga sampai kapan pun.
“Tradisi dan budaya yang sudah turun – temurun, sekaligus mengingatkan kita cikal bakal adanya Padukuhan Serpeng, setiap musim tanam atau wiwitan tiba tradisi dan budaya ini terap kami adakan,” ujarnya.
Puluhan warga Padukuhan Serpeng mengikuti kegiatan ini, baik laki – laki maupun perempuan, setealah acara sakral yaitu doa bersama, mereka saling bertukar makanan yang mereka bawa masing – masing dan makan bersama,beginilah tradisi dan budaya warga Padukuhan Serpeng setiap musim tanam tiba mereka menggelar acara setiap tahun.