Wonosari, (suaragunungkidul.net) — Dinas Kesehatan Gunungkidul akhirnya mengumumkan hasil uji laboratorium terkait dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 19 siswa di Kapanewon Semin. Hasil uji kimiawi menunjukkan tidak ada bahan berbahaya yang terkandung dalam sampel makanan maupun air bersih dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumberejo, Semin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ismono megungkapkan kepada wartawan Jumat (03/10/2025). Namun, pemeriksaan biologi justru mengungkap adanya kontaminasi bakteri serta kapang atau khamir (jamur) pada sampel makanan dan air bersih. Kontaminasi inilah yang diduga kuat menjadi faktor penyebab keracunan yang dialami para siswa.
“Hasil pemeriksaan kimia tidak ditemukan adanya unsur sianida, fosfor, maupun arsen. Jadi dipastikan tidak ada bahan kimia berbahaya yang menjadi penyebab keracunan,” kata Ismono.
Dinkes Gunungkidul memberikan sejumlah saran dan rekomendasi kepada SPPG, antara lain:
– Mempercepat pengurusan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) : Sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Kesehatan.
– Memastikan pemilihan bahan makanan sesuai SOP : Memilih bahan makanan yang segar dan aman.
– Memperbaiki proses pemasakan, penyajian, dan distribusi makanan : Melakukan proses pemasakan dan penyajian makanan dengan baik dan higienis.
– Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai SOP : Menggunakan APD untuk mencegah kontaminasi.
– Mengendalikan vektor seperti lalat dan serangga : Melakukan pengendalian vektor secara aman.
Perwakilan SPPG Sumberejo Semin, Didik Rubiyanto mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah berbenah dan melengkapi berbagai persyaratan adminitrasi juga teknis agar bisa kembali beroperasi.
“Pihak SPPG Sumberejo Semin kini tengah berbenah dan melengkapi seluruh persyaratan administrasi maupun teknis agar bisa segera kembali beroperasi,” kata Didik.
Ia menambahkan bahwa sejak kasus keracunan yang menimpa 19 siswa, dapurnya berhenti beroperasi sesuai instruksi penghentian sementara. Kondisi ini berdampak pada ribuan siswa yang sebelumnya menjadi penerima manfaat program MBG.