Wonosari,(suaragunungkidul.net) — Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat bahwa ada 3.967 balita terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) atau pneumonia di semester pertama 2025. Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan bahwa penyakit ISPA pada anak, khususnya balita, harus diwaspadai karena anak di bawah lima tahun ini terhitung rentan sehingga mudah terserang penyakit tersebut.
Ismono mencatat bahwa kasus ISPA pada balita terjadi karena adanya perubahan iklim atau kondisi cuaca yang lembab. “Balita imun tubuhnya belum kuat sehingga mudah terserang ISPA atau pneumonia,” kata Ismono. Gejala yang dialami mulai dari batuk dan pilek, ada juga yang disertai demam, kepala pusing, lemas, hingga kesulitan bernafas.
Ismono memastikan bahwa hingga saat ini belum ada kasus kematian balita yang disebabkan karena penyakit ISPA. Namun, penyebaran harus terus diwaspadai karena terlambat dalam penanganan juga dapat berakibat yang fatal. “Hindari anak dari polusi udara atau asap rokok. Selain itu, juga wajib mengikuti program imunisasi mulai dari campak hingga DPT [Difteri, Pertusis dan Tetanus] guna memperkuat kekebalan tubuh,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Puskesmas Paliyan, Lukito, meminta masyarakat untuk terus mewaspadai potensi penyakit ISPA. “Harus hati-hati dan jaga kesehatan agar tidak mudah terserang penyakit. Salah satunya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” katanya.
Lukito juga menyebutkan bahwa ada upaya pencegahan untuk penyebaran ISPA, seperti memberikan layanan konsultasi cepat dan pemeriksaan untuk deteksi dini, serta program edukasi di masyarakat melalui kader-kader kesehatan maupun posyandu di setiap kalurahan.