Tujuh Kapanewon Menjadi Prioritas, Pemkab Gunungkidul Alokasikan Rp217,1 Miliar untuk Penanganan Kemiskinan

Wonosari,(suaragunungkidul.net) –Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp217,1 miliar untuk penanganan kemiskinan di tahun ini. Tujuh kapanewon di Gunungkidul menjadi lokus penanganan kemiskinan, yaitu Gedangsari, Semin, Saptosari, Playen, Ponjong, Tepus, dan Rongkop.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Mohammad Arif Aldian, mengatakan bahwa penetapan lokus penanganan kemiskinan berdasarkan hasil kajian dari Pemerintah DIY, dengan indikator seperti jumlah penduduk miskin, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan nilai Indeks Desa Membangun.

“Hasil kajian yang sudah dilakukan, maka ditetapkan ada tujuh Kapanewon di Gunungkidul yang menjadi lokus penanganan kemiskinan di 2025,”kata Aldian saat dihubungi Minggu (22/06/2025).

Pemkab Gunungkidul telah menyiapkan 51 program dan 148 sub kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan, termasuk pembangunan jamban sehat, bantuan rumah tidak layak huni (RTLH), dan subsidi iuran BPJS bagi masyarakat tidak mampu.

“Program ini telah tertuang dalam Rencana Aksi Tahunan (RAT) penanggulangan kemiskinan. Untuk optimalisasi program penanggulangan, maka harus dilakukan secara lintas sektor,” imbuhnya.

Pemkab Gunungkidul menargetkan penurunan angka kemiskinan sebesar 0,34% di tahun ini, dengan harapan kemiskinan bisa turun di angka 14,84%. Ketua DPRD Gunungkidul, Endang Sri Sumiyartini, berharap penurunan angka kemiskinan bisa lebih dioptimalkan melalui sinkronisasi program penanganan kemiskinan daerah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Harapanya jumlah keluarga miskin di Gunungkidul bisa terus turun. Target yang dicanangkan turun 0,34 % di tahun 2025 harus tercapai sehingga kemiskinan di Gunungkidul hanya di angka 14,84 % dari sebelumnya 15,18 %,” kata Endang.