Saptosari, (suaragunungkidul.net) — Upacara Piodalan ke-6 Sasih Karo digelar khidmat di Pura Segara Wukir, Gebang, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Ratusan umat Hindu dari berbagai daerah di Yogyakarta dan Pulau Dewata Bali, hadir mengikuti rangkaian ritual keagamaan yang menjadi bagian penting dari pelestarian warisan budaya dan spiritual umat Hindu.
Didik Widya Putra mengapresiasi dukungan pemerintah daerah yang secara konsisten memfasilitasi kegiatan-kegiatan keagamaan umat Hindu di Gunungkidul. Ia menyoroti pentingnya peningkatan akses menuju kawasan Pura, mengingat jumlah pengunjung yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Pura Segara Wukir telah menjadi tempat beribadah yang dikunjungi umat Hindu dari seluruh Nusantara. Oleh karena itu, kami berharap aksesibilitas menuju lokasi ini bisa terus ditingkatkan agar kegiatan keagamaan dapat berjalan lebih baik dan nyaman,” ujar Didik.
Mukotip menegaskan bahwa Piodalan bukan hanya sebatas peringatan hari jadi pura, melainkan juga momentum mempererat hubungan antarsesama umat Hindu dan antarumat beragama.
“Kegiatan ini menjadi wujud rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, ini juga sarana silaturahmi untuk memperkokoh kebersamaan, menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan, serta mempererat kerukunan antara umat beragama dan pemerintah,” kata Mukotip
Joko Parwoto menekankan pentingnya nilai-nilai Pujawali sebagai refleksi spiritual sekaligus bentuk pelestarian budaya luhur.
“Upacara Piodalan ini bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah manifestasi rasa syukur dan bakti kita kepada Tuhan serta leluhur yang telah menjaga keberadaan pura ini. Melalui prosesi ini, kita diingatkan untuk tetap menjaga tradisi, memperkuat iman, serta hidup dalam kedamaian dan harmoni,” ujar Joko.
Upacara Piodalan ke-6 di Pura Segara Wukir tahun ini diwarnai dengan berbagai ritual suci seperti pujawali, sesajen, doa bersama, dan pementasan budaya, yang seluruhnya berjalan dalam suasana religius dan penuh kekhidmatan.