Wonosari, (suaragunungkidul.net) — Dalam rangka meningkatkan kapasitas kelompok tani dalam mengelola hasil pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melalui Bidang Ketahanan Pangan memfasilitasi kegiatan studi tiru Pelatihan Manajemen Stok dan Kemasan bagi Gapoktan Sahabat Ponjong ke Usaha Penggilingan Padi milik Gapoktan Tani Makmur, yang berlokasi di Kepanjen, Delanggu, Kabupaten Klaten.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) agar lebih mandiri dan berdaya saing dalam menghadapi dinamika pasar,” kata Ratna Briani, Ketua Tim Kerja Ketersediaan dan Distribusi Pangan Bidang Ketahanan Pangan.
Dalam kegiatan studi tiru ini, peserta diterima langsung oleh Harjono, Ketua Gapoktan Tani Makmur sekaligus pengelola usaha penggilingan padi yang telah berdiri sejak 1975. Harjono membagikan kiat sukses mengelola usaha yang telah bertahan lebih dari lima dekade, di antaranya menjaga kejujuran, komunikasi yang baik, dan inovasi berkelanjutan.
“Menghargai tenaga kerja sebagai rekan, bukan sekadar faktor produksi, serta memastikan bahan baku dan modal usaha selalu seimbang dengan kapasitas produksi,” tambahnya.
Dalam manajemen stok, Harjono menerapkan sistem FIFO (First In, First Out) untuk menjaga mutu beras, serta menyiapkan stok minimal 50 ton sebagai langkah antisipatif terhadap fluktuasi permintaan pasar dan kondisi cuaca.
Sementara itu, Gapoktan Tani Makmur menggunakan desain sederhana namun menarik untuk kemasan produk dengan ukuran 2,5 kg, 5 kg, 10 kg, dan 25 kg. “Menampilkan label mutu produk dan identitas usaha yang jelas agar mudah dikenal konsumen,” kata Harjono.
Dengan sinergi antara pemerintah, kelompok tani, dan pelaku usaha, diharapkan dapat membentuk Lumbung Pangan Masyarakat yang berdaya ekonomi dan berperan nyata dalam memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Gunungkidul.