Dicatut nama dan Fotonya Dalam Baliho, Bupati Gunungkidul Tidak Keberatan

Wonosari,(suaragunungkidul.net) — Bupati Gunungkidul, H Sunaryanta, Merespon munculnya baliho bernuansa politik yang terpasang di berberapa titik jalan protokol di Kabupaten Gunungkidul.

Baliho yang menyandingkan dirinya dengan Arief Darmawan (Ketua Pemuda Muhammadiyah) DIY, Dipastikan oleh Bupati, tanpa sepengetahuan dan izin darinya.

Selain foto, baliho – baliho yang tersebar diberbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul juga disematkan berbagai macam tulisan diantaranya, ” Sunaryanta Bupatiku, Mas Arda Wakil Bupatiku’,’ Konco Tani  Makmur Bersama Sunaryanta dan Arda” dan masih banyak kata – kata lain tersemat dalam baliho yang tersebar.

Saat dikonfirmasi wartawan, terkait banyaknya baliho tersebut, dengan tegas Bupati menjawab bahwa dia tidak mengetahui karena tanpa izin dan sepengetahuanya.

“Saya terus terang saja, dipasangkan dalam baliho tersebut tidak tahu, itu tidak ada izin dan komunikasi,” jelas Bupati, Minggu, 28/07/2024.

Bupati Sunaryanta, baru mengetahui adanya baliho dirinya dan Arief Darmawan (Arda) kemarin malam saat dirinya mendatangi suatu kegiatan.

“Kemarin malam (saya tahu), sewaktu saya baru mau mendatangi suatu acara, ya saya tahu memang ada baliho itu. Tetapi sekali lagi saya tidak tahu (awal pemasangan baliho),” sambungnya.

Saat ditanya apakah adanya baliho yang menyandingkan dirinya dengan Arief Darmawan yang bernuansa politik keberatan, Bupati mengaku sama sekali tidak keberatan.

“Saya tidak keberatan dengan itu, yang jelas saya tidak memerintahkan untuk dipasangkan foto itu,” ujarnya.

Sementara saat disinggung soal komunikasi politik yang dibangun untuk Pilkada Gunungkidul 2024 mendatang. Sunaryanta mengaku sudah menjalin komunikasi dengan lima partai politik. Namun dirinya enggan memyebut partai mana saja.

“Komunikasi politik sejak awal biasa ya, saya berkomunikasi dengan lima partai politik, tapi nanti tidak tahu endingnya seperti apa. Saya tidak akan memyebutkan partai – partainya. Karena itu bagian dari etika politik,” pungkasnya.